PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
A.
PENDAHULUAN
Manusia
sebagai makhluk Tuhan adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial, susila,
dan religius. Sifat kodrati manusia sebagai makhluk pribadi, sosial, susila,
dan religii harus dikembangkan secara seimbang, selaras, dan serasi. Perlu
disadari bahwa manusia hanya mempunyai arti dalam kaitannya dengan manusia lain
dalam masyarakat. Manusia mempunyai arti hidup secara layak jika ada diantara
manusia lainnya. Tanpa ada manusia lain atau tanpa hidup bermasyarakat,
seseorang tidak dapat menyelenggarakan hidupnya dengan baik.PROSES SOSIAL
DAN INTERAKSI SOSIAL
1.
Manusia Sebagai
Makhluk Sosial
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau
makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang
berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai
makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan
masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam
berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat
dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada
diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan
orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak
hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa
berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan
tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi
kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai
makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
a.
Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b.
Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang
lain.
c.
Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan
orang lain
d.
Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di
tengah-tengah manusia
2.
Interaksi Dasar
Dari Proses Sosial
Kata interaksi berasal dari kata inter dan action.
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara
individu, kelompok sosial, dan masyarakat.
Interaksi adalah proses di mana orang-oarang
berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dala pikiran danb tindakana. Seperti
kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari
hubungan satu dengan yang lain.
Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua
orang bertemu, interaksi dimulai: pada saat itu mereka saling menegeur,
berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi.
Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial.
Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh
faktor-faktor sebagai berikut :
a.
Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.
b.
Sugesti adalah suatu poroses di mana seorang individu
menerima suatu cara penglihatan atau peduman-pedoman tingkah laku orang lain
tanpa dkritik terlebih dahulu. Yang dimaksud sugesti di sini adalah pengaruh pysic,
baik yang datang dari dirinya sendiri maupuhn dari orang lain, yang pada
umumnya diterima tanpa adanya kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam
hubungannya, dengan interaksi sosial adalaha hampir sama. Bedanya ialah bahwa
imitasi orang yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti
seeorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang
lain di luarnya.
c.
Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk
menjadi identi (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.
d.
Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu
terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan
berdasarkan penilain perasaan seperti juga pada proses identifikasi.
3.
Klasifikasi Interaksi
Sosial
Bentuk-bentuk intraksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation),
persaingan (competition), dan pertentangan (conflict). Suatu
keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial, keempat
pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan kontinuitas dalam
arti bahwa interaksi itu dimulai dengan adanya kerja sama yang kemudian menjadi
persaingan serta memuncak menjadi pertiakain untuk akhirnya sampai pada
akomodasi.
Gilin and Gilin pernah mengadakan pertolongan yang lebih
luas lagi. Menurut mereka ada dua macam pross sosial yang timbul sebagaiu
akibat adanya interaksi sosial, yaitu:
a.
Proses Asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk khusus yaitu
akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
b.
Proses Disosiatif, mencakup persaingan yang meliputi
“contravention” dan pertentangan pertikain.
Adapun
interaksi yang pokok proses-proses adalah:
a.
Bentuk Interaksi Asosiatif
Kerja sama (cooperation)
Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan
terhadap kelompoknya dan kelompok lainnya. Sehubungan dengan pelaksanaan kerja
sama ada tiga bentuk kerja sama, yaitu:
Bargainng, pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan
jasa antara dua organisasi atau lebih.
Cooperation, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan
atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu carta untuk
menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang
bersangkutan
Coalition, kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang
mempynyai tujuan yang sama.
Akomodasi (accomodation)
Adapun bentuk-bentuk akomodasi, di antaranya:
Coertion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan
karena adanya paksaan.
Compromise, suatu bentuk akomodasi, di mana pihak yang terlibat
masing-masing mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap
perselisihan yang ada.
Arbiration, suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak
yang berhadapan tidak sanggup untuk mencapainya sendiri
Meditation, hampir menyerupai arbiration diundang pihak ke
tiga yang retial dalam persoalan yang ada.
Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang
berselisih, bagi tercapainya suatu tujuan bersama.
Stelemate, merupakan suatu akomodasi di mana pihak-pihak yang
berkepentingan mempunyai yang seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam
melakukan pertentangan.
Adjudication¸ yaitu perselisihan atau perkara di pengadilan.
b.
Bentuk Interaksi Disosiatif
Persaingan (competition)
Persaingan adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh
individu atau kelompok yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi
dirinya dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada
tanpa mempergunakan kekerasan.
Kontraversi (contaversion)
Kontraversi bentuk interaksi yang berbeda antara
persaingan dan pertentangan. Kontaversi ditandai oleh adanya ketidakpastian
terhadap diri seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikannya dan
kebencian terhadap kepribadian orang, akan tetapi gejala-gejala tersebut tidak
sampai menjadi pertentangan atau pertikaian.
Pertentangan (conflict)
Pertentangan adalah suatu bentuk interaksi antar individu
atau kelompok sosial yang berusaha untuk mencapai tujuannya dengan jalan
menentang pihak lain disertai ancaman atau kekerasan. Pertentangan memiliki
bentuk khusus, antara lain: pertentangan pribadi, pertentangan rasional,
pertentangan kelas sosial, dan pertentanfan politik.
C. KESIMPULAN
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena
pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi)
dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau
tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Interaksi adalah proses di mana orang-oarang
berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dala pikiran danb tindakana. Seperti
kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari
hubungan satu dengan yang lain.
1. Bentuk Interaksi Asosiatif
Kerja sama (cooperation)
Akomodasi (accomodation)
2.
Bentuk Interaksi Disosiatif
Persaingan (competition)
Kontraversi (contaversion)
Pertentangan (conflict)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar